Tahun 2018 kemarin, Alhamdulillah penulis
diberi kesempatan untuk mendapatkan pengalaman bagaimana rasanya mondok di Puncak Bintang. Berawal dari
teman seperjuangan Tugas Akhir yang membutuhkan refreshing, kesannya muncullah
saran untuk mencoba mondok di salah
satu kawasan yang tidak jauh dari lokasi kampus kita yang berada di Bandung.
Terdapat dua pilihan mondok yang muncul dari diskusi kami bertujuh.
Pilihan tersebut antara Ranca Upas, Ciwidey dan Puncak Bintang yang akhirnya
menjadi pilihan kami berenam.
Dengan bermodalkan nekat dan surfing di Internet, akibatnya kami menerima lokasi dan berita dari Puncak Bintang ini. Akhirnya perencanaan dan persiapan keberangkatan pun kami siapkan dengan maksimal. Bahkan kami tak segan-segan untuk membawa sendiri dua kardus botol mineral yang masing-masing botol berukuran 600ml, alasannya adalah ketakutan kekurangan air higienis sesampainya kita disana.
Daftar Isi
Suasana di Perjalanan
Hari yang direncanakan pun datang. Salah
satu sahabat kami ijin untuk tiba terlambat alasannya masih ada urusan yang mesti
dilakukan. Akhirnya, kami berenam pun duluan berangkat menuju Puncak Bintang
yang diidamkan tersebut.
Perjalanan menuju kesana kami lakukan
dengan memakai tiga motor dengan masing-masing motor diisi dengan dua
orang. Karena kami menaati hukum, tentunya kami memakai helm saat
mengendara.
Jika kalian tertarik untuk pergi ke
Puncak Bintang juga, jalan menuju kesana sebenarnya tidak terlalu sulit. Kalian
hanya perlu masuk ke Jalan Padasuka di pertigaan sebelum terminal Cicaheum bila
kalian berangkat dari arah Jalan Suci. Sebelum menuju Puncak Bintang, kalian
akan melewati Saung Angklung Ujo di sebelah kanan jalan.
Oh iya, Puncak Bintang juga bisa
menjadi salah satu destinasi liburan keluarga yang mengasyikkan kalau keluarga
kalian ingin mencoba bagaimana rasanya berkemah.
Perjalanan bantu-membantu cukup
menyenangkan, sebab kalian akan disuguhi pemandangan pertanian dan perkebunan
yang berada di lereng-lereng bukit sepanjang jalan menuju Puncak Bintang
tersebut.
Selain menyenangkan, bahu-membahu
perjalanan menuju kesana pun sedikit mendebarkan. Hal ini karena seringkali
kami menemukan jalan yang semakin usang semakin mengecil. Ditambah lagi jalan
tersebut memiliki tikungan yang tajam serta tanjakan dan turunan yang curam.
Akhirnya “bintang” mulai terlihat.
Hal ini mengambarkan bahwa kami sudah mulai mendekati Puncak Bintang. Lokasi kami
untuk mondok selama semalam. Semakin
akrab dengan tujuan, semakin terasa udara lebih sejuk dari biasanya. Meskipun
lokasi akrab perkotaan, suasana panas tidak terasa di daerah sini. Sangat
kontras sekali keadaan disini dengan Cicaheum yang berada di tempat bawah dari
tujuan kami.
Tiba di Puncak Bintang
Alhamdulillah, akhirnya kami datang di
parkiran Puncak Bintang. Untuk parkir kendaraan, bagi kalian yang hanya
jalan-jalan ke Puncak Bintang, kalian hanya akan dikenakan biaya Rp 5.000 per
sepeda motor. Namun, bagi kalian yang ingin menginap di Puncak Bintang, kalian
akan dikenakan biaya sebesar Rp 10.000 – Rp 15.000.
Nah, untuk kalian yang hanya
berjalan-jalan kesana, ada kawasan parkir alternatif yang berada di bab atas erat
dengan pintu masuk Puncak Bintang. Namun, tempat itu diperuntukkan hanya bagi
kalian yang tidak menginap disana. Alasannya yakni alasannya adalah ketika malam, area parkir
bagian atas tersebut tidak ada yang menjaga sehingga diharuskan untuk
memarkirkan kendaraan dibawah.
Dari parkiran menuju gerbang Puncak
Bintang, yang pertama terlihat ialah hamparan hutan pinus yang menjadi latar
belakang dari Puncak Bintang tersebut. Nah untuk masuk ke Puncak Bintang, biaya
masuk per orang yaitu Rp 15.000. Di pintu masuk, jangan kaget kalau kalian
menemukan banyak penjaga Puncak Bintang tersebut menggunakan seragam Dinas
Kehutanan. Hal ini alasannya adalah memang Puncak Bintang adalah salah satu lokasi yang
di kelola oleh Perhutani.
Keadaan di Puncak Bintang
Setelah masuk gerbang, kau mampu
melihat fasilitas yang ada di Puncak Bintang. Fasilitas tersebut mirip
Musholla dan Toilet. Setelah mengetahui ada akomodasi memadai inilah kita gres
paham kekonyolan kita membawa dua kardus air mineral tersebut sia-sia. Karena
di Puncak Bintang, gampang sekali kau menemukan air untuk kebutuhan kau.
Nah, di Puncak Bintang ini ada
waktu-waktu tertentu dimana pemandangan disana tuh bakalan keren banget untuk
kamu bawa sebagai oleh-oleh. Waktu tersebut yaitu ketika matahari terbit dan
dikala matahari terbenam. Jika dalam istilah fotografer, itu disebut sebagai “Magic
Moment”.
-
Di Tengah Lautan Pinus -
Lokasi Saya Berkemah
Untuk lokasi berkemah sendiri, di
Puncak Bintang terdapat dua lokasi yang biasa menjadi daerah para camper membangun tendanya. Yang pertama,
berada di jalan menuju dermaga bintang. Tepatnya menuju jalur kanan jika mulai
dari gerbang Puncak Bintang. Lokasi kedua yakni berada di puncak yang
berseberangan dengan Puncak Bintang. Tepatnya menuju jalur kiri yang menanjak
menuju puncak yang lain.
Selain tempat berkemah dan
foto-foto, jikalau kau juga ingin tau untuk pergi ke Patahan Lembang, kamu juga
mampu menuju kesana lewat jalur yang tersedia disana. Tepatnya berada di depan
gerbang Puncak Bintang (Lurus).
Kami alhasil menentukan lokasi mondok di puncak yang berseberangan
dengan Dermaga Bintang. Lokasi untuk kemah sendiri lumayan luas dan rata,
sehingga tidak terlalu sulit untuk membangun tenda dan beristirahat didalamnya
ketika malam. Seperti kegiatan kemah pada umumnya, kami disana masak-masak,
bakar-bakar masakan, dan mengobrol dan berdiskusi bersama sahabat hingga kami pun
tidur.
Tak terasa, matahari pun telah
terbit kembali. Kami jalan-jalan pagi sebentar untuk menyegarkan tubuh.
Tentunya tak lupa foto-foto di beberapa lokasi sebagai oleh-oleh pulang ke
rumah. Setelah proses makan pagi, kami pun beres-beres dan siap untuk turun
gunung menuju perkotaan kembali.
Perjalanan Pulang
Dalam perjalanan pulang, ternyata
kondisi jalan lebih gahar daripada ketika tiba. Hal ini alasannya adalah lebih banyak
turunan yang terjal dibanding sebelumnya. Salah satu yang kami takutkan yaitu
rem yang tak kuat untuk menahan beban kami terus-menerus didalam perjalanan.
Ternyata, yang kami takutkan itu terjadi pada motor yang dikendarai oleh
temanku.
Itu terjadi karena disk rem depan
yang sudah tak mampu untuk menahan beban kedua teman aku yang mengendarai
motor tersebut. Disk rem tersebut panas, sehingga perlu didinginkan terlebih
dahulu dengan air biar mempercepat dinginnya disk (tidak disarankan dilakukan
bila masih dalam keadaan tidak darurat).
Setelah persoalan tersebut berhasil
diatasi, Alhamdulillah kita semua berhasil turun gunung dengan selamat dan
pulang menuju rumah masing-masing dengan membawa pengalaman yang berkesan.
Itulah sepenggal pengalaman penulis
saat mencoba mondok di Puncak
Bintang. Jika ditanya apakah aku akan pergi kesana lagi jikalau ada kesempatan,
jawabannya YA, sebab pergi kesana menjadi salah satu momen yang berkesan untuk
aku. Sehingga saya berani untuk membagikan pengalaman saya saat mondok disana.
Ada beberapa saran yang bisa aku
berikan untuk kalian yang mau coba pergi ke Puncak Bintang semoga kondusif saat
dalam perjalanan dan dikala berada di lokasi, adalah:
- Pastikan bahwa kalian memakai peralatan berkendara yang berstandar nasional dan juga mempunyai SIM.
- Pastikan kendaraan yang kalian gunakan dalam kondisi baik, terutama bagian pengereman baik depan maupun belakang. Jika kamu merupakan pengendara yang berpengalaman, usahakan jangan menekan rem secara terus-menerus (pengereman dilakukan secara sedikit demi sedikit). Hal ini jangan dianggap remeh, alasannya tidak hanya satu-dua kali saja kejadian rem blong itu terjadi di perjalanan kesana.
- Jika kalian ingin bermalam disana alias berkemah, jangan lupa untuk membawa pakaian hangat dan lampu penerangan agar mempermudah pergerakan saat malam.
- Waktu yang manis untuk kau tiba ialah saat sore hari. Hal ini semoga kamu mampu menangkap momen ketika matahari terbenam di Puncak Bintang.
- Hati-hati saat berada disana, alasannya adalah rata-rata medan jalan disana adalah miring. Ditakutkan kalian mampu jatuh kalau tidak berhati-hati.
- Yang terakhir, dibutuhkan kalian mampu bekerjasama dengan pihak pengelola dengan menaati aturan yang sudah tersedia disana. Juga apa yang diingatkan oleh pihak pengelola.